Oleh: Dr. Agus, M.Si
Peneliti Pusat Studi Demokrasi dan Kebijakan Publik
Sejumlah negara sebutlah dalam pengalaman Pemilu di Brazil dan Chile, tidak terkecuali pemilu 2019 di Indonesia skema kesertakan antara pemilu anggota Legislatif dan pemilu Presiden kerap menimbulkan efek ekor jas (coattail effect).
Inti teori ini adalah sebuah kondisi dua pemilu dimana pemilu yang memiliki popularitas tinggi mempengaruhi pemiliu yang popularitasnya kurang atau rendah.
Proposisi teori ini kurang lebih menyatakan keserentakan pemilu membuat pemilih memberikan suaranya pada pasangan calon presiden-wakil presiden otomatis memilih partai politik pengusung pasangan calon presiden-wakil presiden tersebut (Amalia, dalam Hanafi, 2020:204).
Dalam sistem pemilu dimana pasangan calon presiden-wakil presiden diusung oleh gabungan partai politik, maka pertanyaannya apakah popularitas pasangan calon memberi efek ekor jas kepada partai pengusung utama atau semua partai pengusung.
Tentu saja yang dimaksud dengan partai pengusung utama adalah partai yang memiliki kader dari pasangan calon presiden-wakil presiden tersebut.
Sederhananya PDIP dengan Ganjar Pranowo, Partai Gerindra dengan Prabowo Subianto, Partai Golkar dengan Airlangga Hartarto, Partai Demokrat dengan Agus Harimurti Yudhoyono, dan PKB dengan Muhaimin Iskandar, dan seterusnya.
Dalam pengalaman Brazil dan Chile efek ekor jas ditemukan menyebar atau dinikmati oleh partai pengusung utama maupun partai pengusung sekunder, yang dikenal dengan teori difused coattail effect.
Editor : Purnawarman
Artikel Terkait