Pelajar Asal Lombok Terjebak Perang Sudan, Kondisi WNI Memprihatinkan

Muzakir
Pelajar Asal Lombok Terjebak Perang saat ini kondisi WNI Memprihatinkan. iNewsLombok.id/Muzakir

LOMBOK TENGAH, iNewsLombok.id - Khartoum, ibu kota Sudan, memanas dengan adanya saling serang antara Tentara Sudan dan Paramiliter Rappid Support Forces (RSF). Pelajar Asal Lombok Terjebak Perang saat ini kondisi WNI memprihatinkan.

Rentetan tembakan, desing peluru, dan dentuman serangan pesawat tempur terdengar begitu jelas. Peristiwa itu dimulai sejak Sabtu (19/4/023) pukul 09.00 waktu setempat.

Hal tersebut kian memanas pada Ahad (16/4/023) ini membuat pertempuran dan serangan dilakukan masing-masing tanpa henti. Kondisi tersebut membuat aktivitas warga sipil lumpuh.

Pembelajaran di kampus-kampus terhenti. WNI yang tengah studi di sana pun terkena dampaknya. Mereka belum dapat belajar di kampus masing-masing.

Bahkan, beberapa juga terisolasi karena tidak memungkinkan keluar dari tempat tinggal masing-masing. Danial Alya salah satu mahasiswa asal Desa Darek, Lombok Tengah yang kini terjebak di tengah perang bersenjata tersebut melaporkan dampak dari perang.

Para pelajar kehabisan bahan makanan dan kebutuhan sehari-hari lainnya.

"Tidak ada listrik dan air serta tidak ada suplai bahan makanan, membuat pasokan kebutuhan sehari-hari semakin menipis, bahkan ada beberapa laporan sudah kehabisan stok kebutuhan sehari-harinya," ujarnya, Senin pagi.

Pihaknya kata Danial, bersama rekan-rekan pelajar lain yang tergabung dalam Pengurus Cabang Istimewa NU (PCINU) Sudan mengupayakan agar kebutuhan-kebutuhan dasar warga NU di sana dapat terpenuhi. Koordinasi dengan perwakilan pemerintah Indonesia di Sudan tetap dilakukan.

Dijelaskannya, lokasi pertempuran sangat dekat dengan kampus tempat mereka menimba ilmu. Tak pelak, suara-suara tembakan terdengar keras dari tempat tinggal mereka.

Bahkan, katanya, beberapa peluru menyasar ke rumah-rumah tempat mereka tinggal.

"Sempat ketika pertempuran memanas, pesawat tempur berkali-kali melewati rumah kami," ujarnya.

Lebih jauh Danial Alya menyebut bahwa pembelajaran di kampus diliburkan karena sudah tidak kondusif dan tidak memungkinkan lagi dilakukan pembelajaran. Hal ini mengingat tempat pertempuran sangat dekat dengan kampus dan asrama kampus.

Terutama kampus Internasional University of Africa (IUA) yang terletak di Khartoum yang sangat dekat dengan medan pertempuran. Bahkan para mahasiswi asrama perempuan terpaksa diungsikan ke Auditorium Mu'tamarat IUA agar lebih aman.

"Mereka ada yang tinggal di sekretariat PCINU Sudan, asrama universitas, rumah-rumah yang disewa dan beberapa ada yang tinggal di masjid," katanya.

Editor : Purnawarman

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network