Empat Pekerja Kafe Karaoke Suranadi Diduga Nyambi jadi Penjual Sabu

LOMBOK BARAT, iNewsLombok.id - Empat karyawan salah satu Kafe Karaoke Ilegal di Suranadi ditangkap jajaran Satres Narkoba Polresta Mataram karena diduga sebagai pengedar sabu. Para terduga pelaku yang terdiri dari tiga wanita satu lelaki itu diamankan di Kawasan Suranadi, Kamis (23/2) malam.
Kasat Narkoba Polresta Mataram, Kompol I Made Yogi Purusa menerangkan keempat terduga pelaku itu WH alias Bob perempuan 24 tahun asal Desa Peresak, Narmada, Lombok Barat. Kemudian MYR laki-laki 28 tahun, RM perempuan 31 tahun asal Narmada, dan terakhir NN perempuan 24 tahun asal Terara, Lombok Timur.
"Berawal dari informasi dari masyarakat, atas aktifitas narkoba dikawasan itu, kemudia Informasi itu kami dalami dan berhasil mengamankan empat orang terduga pada Kamis kemarin, sekitar pukul 20.00 WITA,” kata Yogi.
Dari tangan keempat pelaku itu diperoleh sabu yang beratnya mencapai 4,78 gram. Selain mengamankan sabu, sejumlah alat isap dan klip bening juga diamankan.
“Kami juga mengamankan kendaraan roda dua dan uang tunai,” ujarnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan penangkapan para pelaku itu diawali tertangkapnya WH di pinggir jalan raya Suranadi Selatan, Desa Suranadi. Dari penggeledahan yang disaksikan warga itu barang bukti 1 poket sabu yang disimpan di dalam casing HP diperoleh.
" Pengakuannya, sabu itu diberikan oleh NN bersama MM. Sepoket sabu itu harganya Rp 300 ribu, pelaku WH terus dibilang boleh menjual Rp 500 ribu,” aku Bob.
Berbekal informasi itu, polisi langsung melakukan penangkapan RM bersama kekasihnya MYR disalah satu Homestay di Suranadi dekat dari kafe tuak tempat kedua pelaku itu kerja. Homestay tersebut, juga menjadi tempat tinggalnya NN.
Menurutnya RM mengaku bahwa dirinya yang mengantarkan NN memberikan sabu itu kepada Bob. Tidak hanya Bob, terkadang RM yang menjadi penghubung dengan pelangan lainnya.
“Kadang-kadang kalau ada yang beli, saya yang kasih tahu NN. Kadang-kadang juga saya ngasih barang ke pembeli tetapi tidak pernah bertemu langsung sama pembeli itu,” aku Bob.
Dari tangan sepasang kekasih itu barang bukti berupa satu bendel klip bening, alat isap dan satu poket sabu diamankan. Sementara NN yang menjadi sumber barang, diamankan di kos temannya yang berada di Desa Dasan Tereng, Narmada.
Saat diamankan, NN tidak melakukan perlawanan dan mengakui dirinya yang memberikan sabu itu. Saat digeledah, polisi menemukan satu poket sabu dan barang bukti lainnya.
NN pun mengaku masih menyimpan sabu di homestay tempat tinggalnya.
"Sabu yang disimpan di kamarnya itu, diakui beratnya sekitar 1 gram. Setelah penggeledahan, sabu itu ditemukan di dalam kotak HP yang ditaruh di dalam lemari pakaian," bebernya.
Selain itu, NN juga memberitahukan kepada petugas tempat lain ia menyimpan sabu. Saat digeledah, ditemukan juga bendelan klip bening, alat isap dan korek gas tanpa tutup kepala.
"Pengakuan NN barang itu diperolehnya dari kenalanya di Media sosial Facebook. Cuma dia mengaku tidak mengetahui di mana rumah temannya itu, cuma bertemu dijalan untuk transaksi," pungkasnya.
Para pelaku, kini sudah diamankan di Mapolresta Mataram guna penyidikan lebih lanjut. Saat ini mereka masih kami interogasi, sejauh mana peran dari masing-masing terduga.
Mendengar kabar peredaran di kawasan Kafe karaoke ilegal di Suranadi, Camat Naramada M Busyairi cukup geram. Pasalnya Pemda Lobar melakukan penutupan kafe karaoke ilegal akhir Desember lalu karena ingin memberantas peredaran narkoba di Lobar.
"Udah lama disinyalir kafe ilegal ini sebagai tempat peredaran narkoba," ujar Busyairi yang dikonfitmasi, Minggu (26/2).
Menurutnya semalam ini hanya ada dampak negatif yang ditimbulkan dengan adanya keberadaan kafe karaoke ilegal itu. Bagaimana tidak tercatat sejumlah kasus kriminal terjadi di kawasan itu karena adanya tempat hiburan itu.
Mulai dari Kasus perkelahian, penganiayaan, penusukan, penembakan, Kecelakaaan sampai meninggal. Bahkan satu sampai dua tahun lalu ada pekerja yang meninggal di salah satu kafe diduga over dosis disusul pacarnya meninggal sekitar 2 minggu setelahnya. Terparah perdaran HIV/AIDS.
"Ini alasan pemerintah menutup tempat usaha ilegal ini," ujarnya.
Namun sayangnya para pengusahaa itu masih tetap membandel dan seakan melawan. Hingga akhirnya kini Pemda Lobar melayangkan laporan ke Polresta Mataram atas dugaan premanisme dan perusakan segel penutupan.
"Tinggal menunggu tindakan tegas Polresta saja untuk menangani pidana terkait cafe/karaoke ilegal ini. Karena Pemkab Lobar melalui Pol PP sudah melaporkan melalui surat secara resmi ke Polresta 9 februari 2023 atas dibukanya segel dan Pol PP line, dan atas penghadangan petugas Satpol PP yang melakukan patroli monitoring," pungkasnya.
Editor : Purnawarman