Hasan Masat
Aktivis/Tim Zul-Uhel
Teriring kata bijak mengawalinya, betapa sulit meraba takdir, betapa susah melihat apa yang terjadi. Bang Zul dan kita semua ada disitu.
Lantas, setidaknya, tiga atau empat hari terakhir, denyut relawan dan simpatisan Abang Abah, terkesima, tepat seperti impas segala lelah, peluh dan keringat menjadi hangat dan sangat sejuk, berhenti dan telah menang.
Strategi dan taktik percuma, onggokan APK (Alat Peraga Kampanye) di motor dan suara ketuk paku tengah malam pada kayu, tempelen lem stiker pada tembok dan pintu rumah penduduk, campassing, berhenti.
Terdengar kabar, Tuan Guru Bajang (M Zainul Majdi), keluar dari Perindo, Partai yang di nohkodai dalam Pileg 2024 dan dinamika politik nasional maupun NTB, TGB adalah adik kandung dari Ummi Sitti Rohmi Djalilah, salah satu kompetitornya Bang Zul, dalam pilkada 2024.
Publik dan relawan dan tidak bagi politisi, mundurnya TGB karena mendukung bang Zul. Allahussallambissawab, kesan lembut suara Ummi Rohmi menjelang pendaftaran di KPUD NTB, "Bliau adalah adikku, sudah saya minta restu bliau untuk saya maju di pilkada" seorang kakak meminta direstui adiknya, dan publik sangat tahu, TGB adalah adik kandung Umi Rohmi.
Di Praya, dua bulan yang lalu, H Suhaili, akrab dengan sebutan, Abah Uhel, paket pasangan Bang Zul, "diharamkan" oleh TGH Fadli FT, publik tahu, abah uhel adik kandung dari TGH Fadli FT.
Mata dan pandangan publik serta perasaannya, adalah kehalusan budi, tiadalah seorang kakak membiarkan adiknya hanyut, dan demikian sebaliknya.
Lantas apa resonansinya bagi Bang zul.
Hanya harapan dan was-was, relawan yang berhenti bekerja, para tokoh team yang menjadi pembagi teh manis, ditengah kemarau panjang dan tentu semua haus, tulisan dian sandi heroik bahkan menghiba sia-sia...Kita jeda terkesima...
Rangkaian program besar, berdampak besar, entah dimana dan bagaimana nasibnya. ayo jika berkenan.
Biarkan TGB, dan kakaknya, biarkan Abah Uhel dengan kakaknya, bercanda gurau dengan kemesraan adik kakak.
Kita kembali bang Zul, memahat tembok dan pohon dengan benner dan stiker, menegaskan kembali bahwa relawan dan team masih ada untuk bekerja, jalani program, jalani program.
Tidak berhenti karena asumsi, tafsir, dan ketidakpastian hanya pasti jika kita kerjakan dengan sungguh-sungguh.
Bolot komedian itu, selalu terkejut setelah lama menjadi kejelasan dan kenyataan, kemudian menyesal.
Editor : Purnawarman
Artikel Terkait